rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Senin, 24 Januari 2011

Arti Namaku "Marhaenis"

Eva Marhaenis...
Terdengar aneh memang. Dari mana anehnya? Tentu saja dari "Marhaenis". Yah... begitulah adanya. Namaku adalah Marhaenis.
Kalian tentu akan ingat kepada seseorang yang membuat kalian terkesan bukan? Entah itu dari fisik atau yang lainnya. Itulah keuntungan namaku. Kebanyakan teman-temanku (bahkan guru/dosen dan yang lainnya) mengingatku dari nama belakangku ini. Ya, karena dinilai aneh dan sangat berbau "politik". Hm... Tentu penasaran kan, kenapa orang tuaku menamaiku dengan "Marhaenis"

Entahlah, awalnya dulu aku juga bertanya-tanya, bahkan malu dengan menyandang nama tersebut. Aku lebih suka dipanggil Eva, atau memperkenalkan diri dengan hanya menyebut nama Eva. Tapi seiring berjalannya waktu, aku mulai bangga menyebutkan lengkap namaku. Yang ada dipikiranku sampai saat ini, pastilah ayahku sangat suka dan mengidolakan Soekarno. Kenapa? Begini sejarahnya... (ada beberapa versi, dan tentu saja saya mengambilnya dari berbagai sumber, tapi menurut saya intinya sama)


Marhaenisme adalah sebuah paham nasionalisme Indonesia yang memihak pada kaum marhaen sedangkan marhaenis adalah orang yang menganut marhaenisme (memihak pada kaum marhaen. Marhaen berarti orang kecil/ rakyat kecil yang kehidupannya terpinggirkan ataupun menjadi korban dari kebijakan pemerintah yang salah arah, globalisasi, dll.
Dulu Bung Karno pernah melewati suatu tempat. Nah, dia melihat seorang petani - yang bernama Marhaen - tengah mengolah sawahnya. Bung Karno kemudian terilham: bangsa Indonesia suatu saat harus jadi seperti ini, atau beginilah kira-kira kepribadian bangsa Indonesia itu. Marhaen itu dilihatnya berdikari alias berdiri di atas kaki sendiri. Ia punya sawah sendiri, kerbau sendiri, bajak sendiri, dan bekerja untuk dirinya sendiri (tidak menjadi kuli bagi orang lain).
Marhaen dilihat oleh Bung Karno tidak memiliki ketergantungan hidup pada orang lain. Nah, dari sinilah awal timbulnya ideologi tersebut, yang kemudian kita kenal dengan Marhaenisme.

Jadi, Marhaenisme adalah ideologi kemandirian, tidak menggantungkan nasib kepada orang lain - seperti yang terjadi pada bangsa kita saat ini: terlalu banyak bergantung pada asing.


Marhaenisme adalah dua asas dan cara perjuangan "tegelijk", menuju kepada hilangnya kapitalisme, imprealisme dan kolonialisme. Secara positif, maka Marhaenisme dinamakan juga sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi; karena nasionalismenya kaum Marhaen adalah nasionalisme yang social bewust dan karena demokrasinya kaum Marhaen adalah demokrasi yang social bewust pula.
Dan siapakah yang dinamakan kaum Marhaen itu? Kaum Marhaen adalah setiap rakyat Indonesia yang melarat atau lebih tepatnya yang telah dimelaratkan oleh setiap kapitalisme, imprealisme dan kolonialisme.
Kaum Marhaen ini terdiri dari tiga unsur, Pertama : Unsur kaum proletar Indonesia (buruh) Kedua : Unsur kaum tani melarat Indonesia, dan Ketiga : kaum melarat Indonesia yang lain-lain.
Dan siapakah yang dimaksud dengan kaum Marhaenis? Kaum Marhaenis adalah setiap pejuang dan setiap patriot Bangsa. Yang mengorganisir berjuta-juta kaum Marhaen itu, dan yang bersama-sama dengan tenaga massa Marhaen itu hendak menumbangkan sistem kapitalisme, imprealisme, kolonialisme, dan yang bersama-sama dengan massa Marhaen itu membanting tulang untuk membangun Negara dan masyarakat, yang kuat, bahagia sentosa, adil dan makmur.
Bahwa Marhaenis adalah setiap orang yang menjalankan Marhaenisme.
Camkan benar-benar: setiap kaum Marhaenis berjuang untuk kepentingan kaum Marhaen dan bersama-sama kaum Marhaen!


Marhaenis adalah paham dan ajaranya bung Karno sehingga dia disebut bapaknya marhaenisme, berasal dari kata marhaen yang artinya menurut kamus bahasa indonesia adalah penyebutan untuk kelompok petani kecil, buruh kecil, nelayan kecil, dsb, sedangkan marhaenis artinya orang yg termasuk dl golongan marhaen; atau pemimpin kaum marhaen yg berjuang untuk rakyat (kaum kecil),
Marhaen adalah istilah politik. Ia meliputi semua kaum yang melarat di Indonesia: baik yang proletar maupun yang bukan proletar, yakni yang buruh maupun yang bukan buruh. Kaum tani melarat yang masih ‘merdeka’ itu, juga termasuk dalam istilah ini.
Marhaenisme berarti: faham nasionalisme Indonesia yang memihak kepada Marhaen. Siapa saja nasionalis Indonesia yang berpihak pada Marhaen, adalah seorang Marhaenis. Baik orang Marhaen sendiri maupun intelektual, yang memihak pada Marhaen adalah Marhaenis, Yang menjadi cap Marhaenis ialah fahamnya, sikap pendiriannya, asasnya.



Nah... sudah banyak kan penjelasannya tentang nama saya itu. Saya hanya optimis dan yakin dengan sebutan bahwa "Nama adalah do'a", dan saya harap dengan saya menyandang nama ini ini merupakan do'a dari orang tua saya agar kelak saya menjadi pemimpin rakyat kecil, membela kepentingan rakyat yang terjajah oleh pemerintahannya sendiri, dan do'a2 lainnya yang terkandung dalam nakna nama "Marhaenis"

3 komentar:

Pekik Bayumukti Utomo mengatakan...

iya namamu unik va... lebih unik lagi namaku... Pekik... seantero IPB kayaknya nama Pekik cuma ku aja... hahags.. :)

desni utami mengatakan...

eva, pekik... namaku juga unik.. Desni, biasanya orang2 salah sebut hehehe...

Anonim mengatakan...

hohoho...ternyata nama mencerminkan orangnya yah...
Kita kan orang2 yang unik... :)