Bogor, 27 Juli 2010
Pasca mengikuti seminar pasca wisuda gaweannya DPKHA
Hm... ngapain juga ikut2an acara begituan...??? Mw wisudaan ajah belum...???!!!
Hehehe... alesannya sih nemenin adik2 TPB yang ikut diundang untuk mengadiri acara itu...
Tapi, ada 1 yang mengganjal di dalam hati. Kapan saya duduk di bawah sebagai bagian dari yang akan diwisuda yah...??? Tenang... jawaban saya cukup simpel, dan ini adalah satu-satunya kaliamat yang membuat hati ini sedikit lebih tenang, yaitu: SEMUA AKAN INDAH PADA WAKTUNYA... ^^
Beuh... sakti bgt dah tuh kaliamt...
Hehehehhe... maklum, klo udah tingkat 4 begini, kena sindrom pengen cepet lulus, sedangkan penelitian ajah belon selese.. (ditambah, setelah selesai dari acara itu, saya kembali ke lab, melihat bahan ekstrak saya terancam kontam jadi lemes lagi daeh... hmpf...!!! >.<). So, daripada stress sendiri, mending nge-blog deh... ^^
Hm... tapi, semua in men=mbuat saya berpikir sedikit dewasa. Dalam pencapaian sebuah kesuksesan, harus ada pengorbanan yang diberikan. Ya, untuk menjadi sarjana, tentu sebelumnya kita harus mengadakan penelitian dahulu, ada seminar, dan setelah itu disidang, yang membutuhkan kerja ekstra dari otak juga mental. Dan itu semua membutuhkan proses dan waktu bukan...??? So, bersabarlah dan jangan lupa untuk ikhtiar yang maksimal... ^^
Hm... udah ah menghibur dirinya...
Saya mau pamer neh... Klo saya punya buku baru. Tadi baru dikasih sama K'Deny... Buku yang udah lama saya inginkan. Akhirnya kesampean juga punya.
Makasih yah K'Deny... ^^
So, buku yang harus segera saya baca berjulah 8 buku... (1) Why Men Can't Listen and Women Can't Read Maps, (2) Padang Bulan dan Cinta di dalam Gelas, (3) Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin, (4) The Alchemyst, (5) Summer In Seoul, (6) Autumn In Paris, (7) Winter In Tokyo, dan (8) Spring In London. Kesemuanya adalah buku yang sangat saya suka, dan sepertinya saya ingin menghabiskan membaca mereka semua dalam satu waktu, tapi tentu saja itu tidak mungkin. Kembali lagi ke inti pembicaraan kita kali ini adalah: semua butuh waktu dan proses... ^^
Okelah klo begitu, yuks ah lanjutin penelitian... and nyiapin laporan buat besok, cz mw nge-date bareng Babeh Bonny... my luvly father for my research... Bismillah... ^^
Selasa, 27 Juli 2010
Spring In London
Jo In-Ho (Danny Jo) adalah seorang model yang terkenal di Korea. Di dalam cerita ini dia diminta membintangi video klip music temannya yang bernama Jung Tae-Wo . Ia berprofesi menjadi seorang penyanyi terkenal di Korea. Dalam pembuatan video itu Danny Jo memiliki lawan main yang bernama Naomi Ishida seorang model terkenal di Jepang. Video music itu dibuat di London. Danny Jo merasa Naomi Ishida menjauhinya, hal itu yang membuat Danny Jo penasaran terhadap gadis itu, karena dia merasa tidak pernah berbuat salah kepada gadis itu. Apa yang membuat Naomi menjauhi Danny Jo? Lalu Danny Jo perlahan-lahan mendekati Naomi dengan alasan hanya sebagai teman. Hari demi hari mereka jalani bersama . Dan merekapun merasakan jatuh cinta yang membuat mereka saling membutuhkan satu sama lain. Terkadang Danny Jo merasakan ada masa lalu yang sangat kelam pada diri Naomi, karena Danny Jo suka melihat Naomi yang tiba-tiba ketakutan saat melihat Danny Jo. Kemudian Kim Dong-Min dating, dia adalah teman kakak Danny Jo yang sudah meninggal karena kecelakaan. Kakaknya bernama Jo Seung-Ho. Dengan datangnya Kim Dong-Min semua rahasia yang membuat ketakutan Naomi akhirnya terkuak. Sebenarnya apa hubungan Kim Dong-Min dengan Naomi Ishida? Apakah ada juga hubungannya dengan Jo Seung-Ho???
Winter In Tokyo
Ini adalah buku ketiga Ilana Tan. Seperti dua novel sebelumnya, Summer in Seoul dan Autumn in Paris, novel terbarunya ini juga menggunakan musim sebagai judul, yaitu Winter in Tokyo atau kalau dibahasa Indonesiakan "Musim Dingin di Tokyo".
Tidak jauh berbeda dengan novel sebelumnya, dimana tokoh utama perempuannya adalah gadis peranakan (Summer in Seoul -- peranakan Korea Indonesia, Autumn in Paris -- peranakan Indonesia Perancis), Winter in Tokyo bercerita tentang kisah cinta seorang gadis peranakan (Indonesia - Jepang) bernama Ishida Keiko.
Keiko Chan yang bekerja di perpustakaan umum di Shinjuku dan tinggal di salah satu apartemen sederhana di pusat kota Tokyo, terobsesi dengan cinta pertamanya, Kitano Akira. Karena itulah, meski ia sudah berusia 23 tahun, Keiko belum terpikir untuk menjalin hubungan serius dengan seorang pria manapun. Keiko berharap suatu hari nanti ia akan bertemu dengan Akira dan mewujudkan cinta terpendamnya.
Suatu hari, apartemen Keiko yang juga dihuni suami istri Osawa, Keiko, dan kakak beradik Sato Haruka - Sato Tomoyuki, kedatangan penghuni baru, seorang pria bernama Nishimura Kazuto, yang menempati apartemen 201. Kazuto kembali ke Tokyo, setelah 10 tahun menetap di New York, Amerika Serikat, bersama kedua orang tuanya. Kepulangan Kazuto ke Tokyo karena ingin melepaskan diri dari kenangannya terhadap gadis yang dicintainya, yang menikah dengan sahabatnya sendiri.
Hubungan yang akrab antar sesama penghuni apartemen menular kepada Kazuto, yang awalnya tidak ingin terlalu direpotkan dengan kehidupan bertetangga. Bahkan dengan Keiko, pria tampan yang sewaktu tinggal di New York berprofesi sebagai fotografer profesional ini, merasakan kehidupan yang menyenangkan. Keiko sendiri merasa bahwa Kazuto, teman yang bisa diandalkan, meski sempat kesal karena Kazuto mengira ia adalah Naomi, saudara kembar Keiko, seorang model terkenal Jepang, yang mengembangkan karirnya di Amerika Serikat.
Seperti novel bertema percintaan lainnya, bisa ditebak, setelah sebulan menjalin kebersamaan, ada perasaan baru di hati Kazuto dan Keiko. Bahkan Kazuto berencana mengungkapkan perasaannya kepada Keiko, sepulangnya dari bermalam tahun baru di Kyoto, tempat tinggal orang tua Keiko. Namun sayang, Kazuto yang mengalami gegar otak akibat dikeroyok sejumlah preman, lupa akan segala hal yang terjadi selama ia tinggal di Tokyo. Ia bahkan tidak ingat kalau dirinya telah menetap di salah satu apartemen dan mempunyai tetangga yang peduli terhadap dirinya. Yah, suami istri Osawa, Sato Haruka, Sato Tomoyuki dan Keiko, sangat mencemaskan diri Kazuto, yang tidak pernah kembali ke apartemennya, 201, setelah ia mengantarkan Keiko ke stasiun kereta api.
Kazuto pun lupa akan perasaannya terhadap Keiko, apalagi setelah ia tahu bahwa Keiko telah bertemu dengan cinta pertamanya, Kitano Akira, yang telah menjadi seorang dokter dan teman sekelas Kazuto di masa SMP. Kedatangan Iwamoto Yuri, gadis yang dicintai Kazuto, juga membenamkan perasaan Keiko kepada Kazuto. Apalagi kedatangan Yuri ke Tokyo, tidak hanya sekedar urusan pekerjaan tetapi juga meminta Kazuto kembali ke New York, bersamanya.
Di novel ketiganya ini, Ilana Tan semakin piawai membentuk karakter tokoh-tokoh utamanya. Jika dalam dua novel sebelumnya, dipertengahan cerita sudah bisa ditebak alur cerita selanjutnya, di Winter in Tokyo, Ilana mampu mengiring pembacanya untuk membaca tulisannya hingga akhir cerita yang tak terduga. Penuturan tentang lokasi cerita juga menarik, sehingga pembaca setidaknya bisa mengetahui denyut kehidupan masyarakat di Tokyo.
Autumn In Paris
Kisah cinta tidak akan selalu indah seperti yang kita bayangkan.
Terkadang cinta akan dipaksa untuk gugur di saat sedang bermekaran.
Bagaimana masa lalu yang pahit dapat menghancurkan cinta? Dapatkah masa
lalu diubah?Seorang Tara Dupont, wanita blasteran
Indonesia-Perancis yang sangat menyukai musim gugur di Paris merasa
telah memiliki segalanya dalam hidup. Ia hidup di Paris bersama ayahnya
dan bekerja sebagai seorang penyiar di stasiun radio yang cukup
terkenal. Ia juga mempunyai seorang kakak angkat berkebangsaan Perancis
yang ia pikir adalah cintanya.Sampai akhirnya ia bertemu dengan
Tatsuya Fujisawa, seorang arsitek yang sedang bekerja di Paris, teman
dari kakak angkat Tara. Tatsuya adalah seorang lelaki Jepang yang
membenci musim gugur di Paris, namun pertemuannya dengan Tara mengubah
pendiriannya tentang musim gugur di Paris. Ia menyukai musim gugur di
Paris karena Tara.Awalnya, mereka bertemu secara tidak
disengaja. Ternyata, Tatsuya adalah teman dari kakak angkat Tara.
Merekapun menjadi semakin dekat dan cocok tanpa disangka-sangka.Masa-masa
indah mereka lalui bersama, berjalan-jalan ke tempat-tempat indah di
Paris, melihat pemandangan kota Paris yang romantis. Namun sayangnya,
kekejaman takdir kehidupan membuat mereka berada dalam suatu dilemma.
Masa lalu mereka yang tidak dapat diubah, menghancurkan cinta mereka.Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari benang yang
menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang
menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran
terungkap, tersingkap pula arti putus asa… arti tak berdaya… Kenyataan
juga begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin
mengakhiri hidup….Sebuah
kejadian telah membuka tirai masa lalu... Tatsuya harus menjauhkan diri
dari Tara, walaupun ia merasa itu sangat sulit. Kenyataan yang pahit
telah membuatnya bimbang. Sampai akhirnya Tara juga mengetahui
kenyataan pahit tersebut... dan cinta mereka berada di dalam cobaan
yang berat... Jalan yang buntu.Buku ini merupakan salah satu
buku yang patut untuk dibaca. Ceritanya memang menyedihkan dan
mengharukan, namun tidak cengeng. Romantisme juga terasa sekali di
dalam novel ini. Seperti saat Tatsuya menuliskan perasaan di dalam
surat dan mengirimkannya ke radio.Ilana Tan mengemas cerita ini
dengan sangat menarik. Jalan ceritanyapun tidak mudah ditebak. Banyak
juga pengetahuan mengenai kota Paris, yang mungkin akan berguna bagi
kita. Juga ada banyak kata-kata dalam bahasa Perancis yang dapat kita
pelajari.Ilana juga melukiskan pemandangan kota Paris dengan
kalimat yang indah, membuat kita menjadi penasaran dengan kota Paris
dan ikut membayangkannya.Cerita ini ditutup dengan sebuah kalimat sederhana yang mengandung arti yang ''dalam'':Selama dia bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu...
Summer In Seoul
Jung Tae-Woo seorang penyanyi muda yang terkenal di Korea Selatan. Setelah empat tahun menghindari showbiz, ia kembali muncul untuk meramaikan dunia entertainment. Sambutan penggemar tetap antusias seperti dulu. Namun, media massa malah menggosipkan dirinya gay karena tidak pernah terlihat bersama seorang wanita. Untuk membantah gosip tersebut manajernya menyusun ide untuk membuat Tae-woo terfoto bersama wanita dalam kencan rahasia. Pertanyaannya adalah, siapa wanita yang mampu memerankan gadis misterius Tae-woo? Sandy a.k.a Han Soon-hee gadis blasteran Indonesia-Korea kebal sama sekali dengan pesona Tae-woo sebagai seorang penyanyi yang begitu dikagumi banyak orang. Secara kebetulan, ia bertemu Tae-woo karena handphone mereka tertukar. Kemudian, terfoto oleh paparazzi dan timbul gosip baru bahwa dia pacar Tae-woo. Pekerjaan Sandy di butik membuatnya harus bertemu dengan Tae-woo. Tanpa basa-basi, Tae-woo memintanya untuk berperan sebagai kekasih rahasia di foto. Dengan mudahnya Sandy setuju asalkan wajahnya tidak kelihatan. Seharusnya Tae-woo curiga karena Sandy cepat menyetujui permintannya. Padahal masa lalu mereka berdua berkaitan erat. Judulnya Summer in Seoul. Wah… tumben nih ada novel Indonesia yang cerita tentang Korea Selatan. Mengambil setting di Korea Selatan, tempat gelombang Korean wave berasal cukup bikin saya berimajinasi tentang Korean drama. Jarang sekali saya menemukan penulis yang mengarang cerita seperti ini. Menciptakan berlatar negeri Ginseng yang bertemakan cinta seperti Summer in Seoul. Tanpa pikir panjang seperti biasanya, saya langsung memesannya di BukuKita.com. Jadi penasaran, Sandy yang blasteran Indo-korea seperti apa? Keseluruhan, ide ceritanya bagus. Tapi mudah ditebak. Dari konflik yang ada kurang seru menurut saya. Karena baca novel ini rasanya sama seperti menonton Korean drama. Tidak berbeda jauh. Tapi jalinan kisah antara Tae-woo dan Sandy diceritakan dengan halus dan menarik. Awalnya saya sempat mengira Sandy suka sama Hyun-shik manajer Tae-woo tapi ternyata ternyata tidak. Lalu ada konflik antara Sandy sama mantannya si Lee Jeong-Su dan pacar barunya di masa lalu, namun masih tepercik secuil ke permukaan. Lalu sikap Tae-woo yang super romantis dengan merayakan ulang tahun Sandy sambil menyalakan kembang api dsb. Whuuiiih… benar-benar tipikal korean drama. Ilana Tan belum berhasil melepas image plot cerita yang sering digunakan dalam Korean Drama, konflik yang kurang kuat, saya merasa novel ini lebih cocok masuk jajaran teenlit dari pada metropop. Untuk itu saya hanya bisa memberikan 2 bintang saja untuk novel ini.
Langganan:
Postingan (Atom)